BeritaKriminalitas

Investigasi: China Diduga Gunakan Gangster Taiwan untuk Espionase dan Propaganda

Taipei — Investigasi internasional mengungkap bahwa China diduga memanfaatkan jaringan kriminal Taiwan, khususnya kelompok Chinese Unification Promotion Party (CUPP) yang dipimpin mantan gangster Chang An-lo alias “White Wolf,” untuk memperluas pengaruh politik dan intelijen di pulau demokratis tersebut.

CUPP, Politik, dan Kriminalitas

CUPP selama ini dikenal sebagai partai kecil pro-unifikasi dengan China. Namun, menurut otoritas Taiwan, organisasi ini punya akar kuat dalam dunia kriminal, terutama Bamboo Union, salah satu sindikat mafia terbesar di Asia Timur.

Banyak anggotanya terbukti terlibat dalam penyelundupan narkoba, penipuan daring, hingga peredaran senjata. Chang sendiri mengaku pernah menjadi anggota Bamboo Union sebelum terjun ke politik.

Tuduhan Espionase dan Propaganda

Temuan investigasi menyebut CUPP dan anggotanya:

  • menerima dana jutaan dolar dari Partai Komunis China untuk menyebarkan propaganda pro-Beijing,
  • mengintimidasi pengkritik pemerintah China di Taiwan,
  • bahkan merekrut anggota militer Taiwan untuk menjadi mata-mata.

Beberapa kasus telah masuk pengadilan, termasuk tuduhan pembelian tanda tangan demi mendukung calon presiden yang lebih ramah terhadap Beijing.

Kekhawatiran Pemerintah Taiwan

Presiden Taiwan, Lai Ching-te, menegaskan bahwa CUPP adalah saluran infiltrasi Beijing. Ia menilai China menggunakan kebebasan demokratis Taiwan untuk menyusupkan aktor-aktor kriminal yang bisa merusak negara dari dalam.

Data internal menunjukkan, dalam lima tahun terakhir, lebih dari 200 senjata api berhasil disita dari anggota CUPP dan Bamboo Union. Hal ini menimbulkan kekhawatiran CUPP bisa menjadi “kolaborator internal” jika konflik bersenjata lintas Selat Taiwan pecah.

Reaksi Chang An-lo

Chang membantah tuduhan itu dan menyebut partainya hanya bekerja demi “kebahagiaan bersama” rakyat Taiwan dan China. Menurutnya, tuduhan spionase hanyalah bagian dari “persekusi politik” yang dilakukan pemerintahan Taipei.

Meski demikian, pengadilan dan badan intelijen Taiwan tetap menyelidiki lebih dari 134 anggota CUPP. Bahkan, putra Chang, Chang Wei, kini masuk daftar buronan atas kasus penggelapan dana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *