Rakyat Palestina Rayakan Gencatan Senjata, Tapi Duka Masih Menyelinap
Gaza, 10 Oktober 2025 — Di kota Khan Younis, Jalur Gaza, suasana penuh kontradiksi muncul usai pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Di satu sisi, warga turun ke jalan dan bersorak dalam euforia, mengucap syukur atas jeda konflik. Di sisi lain, ada duka yang mendalam — banyak warga telah kehilangan kerabat, rumah, dan masa depan.
Warga Gaza merayakan momen itu sebagai harapan, tetapi tangisan dan kenangan tragis tetap menghantui mereka.
Sorak, Takbir, dan Tetes Air Mata: Ekspresi Harapan
Perayaan spontan muncul segera setelah kabar gencatan senjata tersebar luas. Orang tua, remaja, dan anak-anak bersorak, mengumandangkan takbir di jalan-jalan Gaza, menyambut harapan baru untuk kedamaian.
Seorang warga, Umm Hassan (38 tahun), mengungkapkan gambaran emosional perasaan banyak warga:
“Pagi ini, ketika kami mendengar berita tentang gencatan senjata, itu membawa sukacita sekaligus duka.”
Ia menyebut bahwa anaknya yang berusia 16 tahun gugur dalam konflik, dan baginya momen perayaan sekaligus menjadi momen mengenang.
Euforia merayakan diselingi kenangan pahit — setiap warga yang kehilangan seseorang turut merasakan duka yang dalam dan bertanya-tanya bagaimana mereka akan membangun kembali kehidupan tanpa orang terkasih.
Rincian Kesepakatan & Implikasi Awal
Gencatan senjata yang diresmikan termasuk pertukaran tahanan dan sandera: Israel dan Hamas sepakat membebaskan sandera Israel (termasuk jenazah) dan membebaskan tahanan Palestina — sebagai bagian dari fase pertama rencana perdamaian yang lebih luas.
Menurut laporan, Israel akan membebaskan 250 tahanan Nazi + 1.700 tahanan Palestina dari Gaza sebagai respon atas pembebasan sandera Israel.
Kesepakatan ini dianggap sebagai pijakan awal untuk menyudahi dua tahun konflik yang telah menimbulkan kerusakan luas dan penderitaan bagi warga sipil di Gaza.
Luka yang Tak Usai: Kehilangan & Kerusakan Infrastruktur
Meski gencatan senjata membawa harapan, dampak perang selama dua tahun membekas kuat:
- Banyak keluarga kehilangan anggota — suami, anak, saudara — yang gugur dalam serangan atau peperangan.
- Kerusakan fisik rumah tempat tinggal, fasilitas publik, dan infrastruktur menjadi pemandangan umum di banyak bagian Gaza.
- Warga yang hari ini merayakan juga bertanya-tanya: bagaimana bisa kembali membangun tanpa pondasi yang tersisa?
Kata salah seorang warga:
“Kami … bertanya-tanya bagaimana kami akan pulang tanpa mereka.”
Artinya, meski senjata berhenti, perjalanan panjang untuk rekonstruksi, rehabilitasi, dan pemulihan harus dijalani — dan itu bukan tanpa luka.
Tantangan dan Ketidakpastian ke Depan
Beberapa tantangan nyata yang dihadapi warga Gaza pasca-gencatan senjata:
- Keamanan & Implementasi
Meski gencatan senjata disepakati, serangan sporadis atau pelanggaran perjanjian bisa saja terjadi.
Contoh: laporan bahwa Israel kembali menyerang beberapa area di Gaza setelah ratifikasi gencatan senjata. - Kondisi Pengungsi & Kembalinya Warga
Banyak warga Gaza masih mengungsi — tinggal di kamp pengungsian atau daerah aman — dan belum jelas kapan dan dalam kondisi seperti apa mereka bisa kembali. - Rekonstruksi & Bantuan Kemanusiaan
Gencatan senjata bisa membuka akses bantuan medis, pangan, dan material bangunan, tetapi distribusinya dan akses ke seluruh Gaza menjadi faktor kritis. - Trauma Psikologis & Pemulihan Sosial
Trauma akibat kehilangan orang terdekat dan pengalaman perang harus dihadapi dalam pemulihan mental warga serta generasi muda Gaza. - Negosiasi Fase Lanjutan & Tata Kelola Gaza
Gencatan senjata tahap pertama hanyalah awal — negosiasi lanjutan perlu dilakukan: mekanisme perdamaian permanen, status Gaza, isu keamanan dan pemerintahan pasca konflik.
Sudut Pandang Internasional & Media
Peristiwa gencatan senjata ini disambut media internasional sebagai momen penting, walau dengan catatan hati-hati. Misalnya:
- Reuters melaporkan bahwa warga Gaza mulai kembali ke rumah mereka yang sebagian besar hancur.
- The Guardian menyoroti tantangan besar dalam rehabilitasi dan realitas pahit rumah-rumah rusak.
- AP News juga menulis bahwa banyak warga yang menahan diri untuk kembali sampai situasi “benar-benar aman”.
Media-media itu juga menggambarkan bahwa meski ada perayaan, banyak masyarakat Gaza tetap bersikap hati-hati dan penuh kekhawatiran tentang masa depan mereka.
Kesimpulan & Harapan
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza membawa momen kemeriahan dan harapan bagi rakyat Palestina. Namun, perayaan itu juga dibayangi duka mendalam dan luka yang belum sembuh. Setelah dua tahun perang yang merusak kehidupan warga Gaza secara drastis, perjanjian ini menjadi peluang awal bukan akhir.
Bagi warga Gaza, sekarang tantangannya adalah:
- Mewujudkan keamanan dan stabilitas
- Mempertahankan akses bantuan kemanusiaan
- Memulai proses rekonstruksi dan pemulihan
- Menyembuhkan luka psikologis
- Membangun kembali kehidupan sosial dan ekonomi
Di tengah sorak dan tangis, rakyat Palestina memberi pelajaran mendalam: harapan bisa tumbuh bahkan dalam reruntuhan — namun mewujudkannya butuh kesabaran, dukungan internasional, dan komitmen nyata semua pihak.

