Dari Layar ke Lokasi Wisata: Nasib Kwong Wa, “Biksu Tong Sam-chong Kera Sakti”
Jakarta, 16 Oktober 2025 — Bagi penggemar serial klasik Kera Sakti / Journey to the West, karakter Biksu Tong Sam-chong adalah figur ikonis. Namun belakangan, sosok yang diperankan oleh aktor Hong Kong Kwong Wa mengalami liku karir yang drastis: meninggalkan dunia hiburan utama dan kini bekerja sebagai penghibur di lokasi wisata.
Siapa Kwong Wa dan Karakter Ikoniknya?
Jejak Karier dan Peran Legendaris
Kwong Wa (tahun lahir tidak disebut secara pasti dalam laporan) menjadi sangat dikenal publik Asia melalui perannya sebagai Tong Sam-chong dalam versi layar dari legenda Journey to the West atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Kera Sakti.
Selain itu, Kwong Wa juga memiliki portofolio akting yang cukup kaya, antara lain: A Step into the Past, The Conqueror’s Story, The Legend of Lady Yang, dan The King of Yesterday and Tomorrow.
Peran-peran tersebut menjadikannya wajah familiar di dunia tarik suara dan layar kaca Hong Kong dan Asia Timur, khususnya era keemasan drama berbasis sejarah dan fantasi.
Lika-liku di Balik Layar
Seiring semakin menurunnya tawaran akting, kabar menyebut bahwa Kwong Wa terlibat dalam sejumlah skandal. Salah satu kisah tersohor adalah tuduhan perselingkuhan dengan rekan lawan mainnya, Sheren Tang, saat ia masih menikah dengan penyanyi Kitman Mak. Tuduhan tersebut cukup merusak citra publiknya.
Akibat kontroversi dan melemahnya popularitas, ia sempat mencoba peruntungan berbeda: menjadi agen asuransi dan akhirnya mengambil pekerjaan sebagai penghibur wisata.
Dalam pekerjaan terbarunya, Kwong Wa muncul di lokasi wisata dengan mengenakan kostum ala kaisar, menjadi objek foto bersama wisatawan.
Keputusan Kwong Wa untuk bekerja sebagai penghibur di lokasi wisata bukan sekadar langkah sementara
Ketika faktor luar (skandal, kegagalan proyek, pergeseran tren) ikut bermain, banyak artis terpaksa mengubah arah karier mereka
Terkadang publik hanya melihat kemewahan panggung, sorotan kamera, glamor, tanpa menyadari beban tekanan: kontrak menurun, pajak, tuntutan pers, komitmen keluarga, dan reputasi yang rapuh
Fenomena seperti ini membuka dialog tentang bagaimana masyarakat memandang “jatuh bangun” dalam karier artis — apakah mereka tetap mendapat empati ketika “menua” atau tidak populer lagi.
Kasus ini juga memantik kritik terhadap industri hiburan: bahwa sistemnya kadang tidak memberi jaminan kesejahteraan jangka panjang bagi artis. Kontrak jangka pendek, tekanan pasar, dan siklus cepat terkenal → dilupakan, semua menjadi tantangan nyata.
Media juga berperan besar dalam membentuk narasi — dari ekspos skandal hingga mengungkit sejarah masa lalu artis. Ketika pemberitaan menjadi intensif, dampak pada psykologis dan ketersediaan peluang kerja ulang bisa terlalu besar.
Pentingnya Diversifikasi Pendapatan
Ketergantungan pada satu sumber pendapatan (akting, musik) bisa berisiko. Memiliki pekerjaan atau usaha sampingan bisa menjadi penyelamat di masa sulit.
Persepsi Publik vs Realitas Individu
Kita sering melihat profil artis di puncak, namun jarang mengetahui saat mereka turun. Kesadaran ini membantu kita lebih manusiawi melihat perjalanan seseorang.

