3 Kebiasaan yang Dikira Sehat Tapi Nyatanya Potensial Merusak Jantung
Jakarta Banyak orang menganggap bahwa menjalani pola hidup “sehat” secara keras seperti konsumsi tinggi protein, olahraga berat, atau duduk lama demi bekerja adalah kunci untuk menjaga kebugaran. Namun menurut artikel “3 Kebiasaan yang Dikira Sehat Ternyata Berbahaya Merusak Jantung” dari situs kesehatan, beberapa kebiasaan tersebut justru bisa mendatangkan risiko serius bagi kesehatan jantung
Konsumsi Protein Terlalu Tinggi
Protein memang komponen penting bagi tubuh: berguna untuk membangun otot, memperbaiki sel, serta menjaga keseimbangan hormon dan metabolisme. Namun, tidak semua sumber protein sama. Jika asupan protein terutama dari daging merah atau produk susu tinggi kolesterol dilakukan secara berlebihan, dampaknya bisa negatif bagi jantung.
Satu studi yang disebut artikel tersebut menunjukkan bahwa pria berumur paruh baya yang menjalani diet tinggi protein (serta tinggi kolesterol) memiliki kenaikan risiko gagal jantung hingga 50 persen.
Selain itu, penggunaan suplemen protein olahan (misalnya bubuk protein/“protein shake”) secara berlebihan juga disebut berpotensi membebani ginjal dan memicu peradangan dua faktor yang bisa berkontribusi terhadap masalah kardiovaskular.
Intinya: protein tetap dibutuhkan tapi konsumsi dalam jumlah seimbang, dengan variasi sumber (bukan hanya daging merah), agar tidak membebani jantung dan tubuh secara keseluruhan.
Latihan Fisik Berlebihan / Olahraga Ekstrem
Olahraga rutin adalah bagian dari gaya hidup sehat. Namun, ketika seseorang — terutama non-atlet — menaikkan latihan hingga ekstrem, ada potensi efek samping bagi jantung.
Menurut artikel, pada atlet ketahanan, sering terjadi kondisi yang disebut “jantung atlet” di mana otot jantung menebal untuk menyesuaikan tekanan kerja yang tinggi. Dalam banyak kasus, kondisi ini tidak berbahaya. Tapi sayangnya, penebalan otot jantung kadang bisa menyerupai penyakit serius seperti kardiomiopati hipertrofik (kelainan genetik pada jantung) yang bisa menyebabkan henti jantung.
Artinya, olahraga intens tanpa pengawasan dan adaptasi tubuh yang baik bisa membahayakan. Untuk masyarakat umum, lebih aman menjalankan aktivitas fisik moderat secara rutin dibandingkan memangkas batas tubuh secara mendadak.
Duduk Sepanjang Hari / Minim Gerak
Di zaman sekarang, banyak orang terutama pekerja kantoran menghabiskan sebagian besar hari duduk di depan komputer. Padahal, terlalu lama duduk (sedenter) ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan jantung, bahkan bagi mereka yang rajin berolahraga.
Sebuah studi tahun 2024 menunjukkan bahwa waktu duduk yang panjang atau waktu pasif (berbaring, bersandar, tidak banyak bergerak) dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini.
Minim aktivitas fisik menyebabkan aliran darah di tubuh melambat, metabolisme terganggu, dan pembuluh darah berpotensi menjadi kaku. Dalam jangka panjang, hal ini bisa mempercepat “penuaan” jantung, meningkatkan risiko hipertensi, penyumbatan arteri, dan penyakit jantung lainnya.
Kenapa Banyak Orang Menganggap Kebiasaan Ini “Sehat”
- Protein tinggi = sehat & kuat: Banyak orang, terutama yang ingin membentuk otot atau menjaga berat badan, percaya bahwa makan banyak protein adalah kunci. Padahal, tidak semua protein memberikan manfaat yang sama untuk jantung.
- Olahraga ekstrem = lebih sehat: Anggapan bahwa “lebih lama / lebih keras = lebih sehat” membuat orang bertumpu pada intensitas tinggi, bukan keseimbangan.
- Duduk panjang = pekerjaan produktif: Banyak pekerjaan modern menuntut waktu duduk lama; sehingga risiko kesehatan terutama jantung sering diabaikan.
Saran untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Berdasarkan pemahaman dari beragam penelitian di bidang kardiovaskular:
- Konsumsi protein dari sumber beragam misalnya ikan, kacang-kacangan, atau daging tanpa lemak dan batasi asupan daging merah atau produk tinggi kolesterol; hindari mengandalkan suplemen protein secara berlebihan.
- Lakukan olahraga rutin tapi dengan intensitas wajar: jalan kaki cepat, jogging ringan, bersepeda, atau aktivitas aerobik sedang. Hindari memaksakan latihan berat jika tubuh belum terbiasa.
- Kurangi waktu duduk terlalu lama: usahakan bangun dan bergerak tiap 1–2 jam, lakukan peregangan, jalan singkat, atau aktivitas sederhana untuk menjaga aliran darah tetap lancar.
- Perhatikan faktor gaya hidup lain: tidur cukup, hindari stres berkepanjangan, serta cek kesehatan berkala. Semua itu mendukung kesehatan jantung jangka panjang.
Kesimpulan
Tiga kebiasaan yang sering dianggap sehat konsumsi protein tinggi, olahraga ekstrem, dan duduk lama — ternyata bisa berdampak buruk bagi jantung jika dilakukan tanpa kontrol dan keseimbangan. Artikel di atas menjadi pengingat: penting bagi kita untuk memerhatikan bagaimana kita menjalani gaya hidup sehat — bukan sekadar mengikuti tren, tapi berdasarkan pemahaman dan kebijaksanaan.

