Lima Korban Kecelakaan Bus Cahaya Trans Masih Dirawat di RS Semarang, Puluhan Lainnya Pulang
Semarang, Jawa Tengah — Lima korban luka-luka akibat kecelakaan maut yang menimpa bus PO Cahaya Trans di Simpang Susun Exit Tol Krapyak, Kota Semarang, masih menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit setempat. Tragedi yang terjadi pada Senin dini hari (22/12/2025) itu menewaskan 16 orang dan membuat sejumlah penumpang lainnya mengalami cedera serius.
Kecelakaan itu menjadi sorotan nasional karena terjadi di masa libur panjang Natal dan Tahun Baru, ketika arus transportasi darat sangat tinggi dan pengawasan keselamatan terutama pada bus antarkota menjadi sorotan publik maupun lembaga negara.
Kondisi Korban Luka Meski Sebagian Sudah Dipulangkan
Menurut keterangan dari Kapolrestabes Semarang, Kombes Syahduddi, dari total 18 korban luka-luka akibat kecelakaan tersebut, sebanyak 13 orang telah dipulangkan ke rumah masing-masing setelah kondisi mereka dinilai stabil. Namun lima korban lainnya hingga Selasa (23/12/2025) masih dirawat secara intensif di berbagai rumah sakit di Kota Semarang.
Para korban yang masih menjalani perawatan intensif mendapat pengawasan ketat dari tim medis karena kondisi tubuh mereka masih memerlukan pemantauan, terutama pasca-operasi dan stabilisasi pascakejadian. Petugas medis terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap kondisi kesehatan semua pasien yang dirawat.
Profil dan Lokasi Perawatan Korban
Dari lima korban yang masih dalam perawatan itu, sejumlah nama telah dikonfirmasi, antara lain:
- Marno, yang tengah menjalani perawatan pascaoperasi di Ruang Anggrek, RS Tugu Semarang;
- Nyimas Jihan Hasmini, yang dirawat di Ruang Amarilis Lantai 1, RS Tugu;
- Parwono, dirawat di RS Columbia Semarang;
- Rafi Abdurahman, juga dirawat di RS Columbia;
- Mahija Kelana Makantan, menjalani perawatan di RS Elisabeth Semarang.
Para korban ini berasal dari berbagai daerah di luar Jawa Tengah, seperti Bogor, Tangerang, dan Wonogiri, menunjukkan bahwa bus PO Cahaya Trans memang mengangkut penumpang dari berbagai wilayah saat kecelakaan terjadi.
Peristiwa Kecelakaan Maut yang Mengguncang Tol Krapyak
Kecelakaan bus PO Cahaya Trans ini terjadi pada Senin (22/12/2025) sekitar pukul 00.45–01.00 WIB saat bus melaju di ruas Tol Krapyak, Kota Semarang. Bus yang membawa puluhan penumpang dari Bekasi menuju Yogyakarta diduga kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan. Sebanyak 16 orang dinyatakan meninggal dunia akibat benturan hebat dan kondisi kendaraan yang ringsek.
Polisi menyatakan bahwa bus tersebut, bernomor polisi B 7201 IV, membawa sekitar 33 penumpang saat kecelakaan terjadi. Puluhan lainnya mengalami luka-luka, dan selain lima yang masih dirawat, sejumlah telah pulang setelah mendapat perawatan awal di rumah sakit.
Respons Aparat Penyelidik dan Kepolisian
Pihak Kepolisian Resor Kota Besar Semarang terus melakukan penyelidikan terhadap penyebab kecelakaan ini. Dua sopir bus beserta seorang kernet telah diamankan untuk kepentingan penyelidikan lanjutan, yang mencakup pemeriksaan faktor teknis, kondisi sopir, serta kemungkinan kecepatan bus yang berlebih menjelang kecelakaan.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Syahduddi, memastikan pendampingan kepada korban dan keluarga korban terus dilakukan, termasuk dalam proses identifikasi, perawatan medis, hingga pemulangan jenazah dan korban luka.
Upaya Pemeriksaan Keselamatan dan Tindak Lanjut
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia lewat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat sebelumnya mengungkapkan bahwa bus PO Cahaya Trans pernah dinyatakan tidak laik jalan dalam hasil pemeriksaan teknis (ramp check) pada 9 Desember 2025, namun tetap beroperasi hingga terjadi kecelakaan tragis ini.
Fakta tersebut menjadi sorotan serius oleh berbagai pihak, termasuk Komisi V DPR RI yang menuntut pertanggungjawaban keseluruhan sistem, bukan hanya dari sopir semata. Mereka meminta otoritas pencabutan izin operasional perusahaan bus jika terbukti kelalaian sistemik terjadi.
Dukungan Keluarga Korban dan Bantuan Sosial
Dalam beberapa rumah sakit tempat para korban dirawat, pihak keluarga dan relawan terus memantau kondisi pasien dan memberikan dukungan moral yang diperlukan. Banyak keluarga yang datang dari berbagai daerah untuk mendampingi anggota keluarga mereka yang masih berjuang pulih.
Selain itu, pemerintah provinsi turut menyediakan layanan dukungan psikososial dan fasilitas informasi bagi keluarga korban melalui posko terpadu yang dibuka untuk mempermudah akses berita mengenai kondisi kesehatan pasien dan prosedur administrasi medis.
Tantangan Perawatan Medis di Masa Libur Panjang
Perawatan medis ini berlangsung di tengah periode libur Natal dan Tahun Baru, yang biasanya ditandai dengan tingginya mobilitas masyarakat dan tingginya permintaan layanan kesehatan. Meskipun demikian, rumah sakit di Kota Semarang bekerja keras memberikan perawatan maksimal bagi korban yang masih dirawat — termasuk operasi orthopedic, pemantauan luka berat, serta terapi fisioterapi lanjutan.
Beberapa korban yang mengalami cedera serius seperti patah tulang juga mendapatkan perawatan lanjutan di ruang ICU hingga kondisi mereka stabil sebelum dipindahkan ke ruang perawatan umum.
Pelajaran dari Tragedi Transportasi
Tragedi bus PO Cahaya Trans ini kembali menyoroti pentingnya keselamatan transportasi darat, terutama angkutan antarkota dalam periode libur panjang. Selain itu, petugas menekankan pentingnya kepatuhan terhadap standar teknis dan pengawasan ketat terhadap armada bus yang mengangkut penumpang jarak jauh.
Para pakar menyarankan agar pengawasan, pemeliharaan kendaraan, serta pelatihan awak bus menjadi prioritas utama demi mengurangi risiko kecelakaan serupa di masa depan. Upaya ini juga termasuk penegakan peraturan yang melarang kendaraan yang tidak laik jalan tetap beroperasi.
Harapan untuk Korban dan Keluarga
Masyarakat luas berharap agar lima korban yang masih dirawat dapat segera pulih dan kembali berkumpul bersama keluarga mereka. Dukungan medis dan dukungan emosional terus diberikan guna mempercepat proses pemulihan mereka, sementara insiden ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak terkait pentingnya keselamatan angkutan umum di Indonesia.

