ArtisBerita Viral

Musisi Ramai-ramai Mundur dari Pestapora, Begini Reaksi Penonton dan Kreator

Festival musik Pestapora tahun 2025 yang seharusnya menjadi ajang perayaan musik tahunan justru diwarnai dengan gelombang pengunduran diri para musisi. Puluhan nama besar dari berbagai genre mengumumkan bahwa mereka tidak akan tampil di Pestapora tahun ini.

Keputusan itu menimbulkan reaksi beragam — mulai dari dukungan penuh, kekecewaan penonton, hingga pernyataan terbuka dari pihak penyelenggara.

Apa yang sebenarnya terjadi? Dan apa dampaknya bagi masa depan festival musik independen di Indonesia?


Kronologi Pengunduran Diri Massal

Gelombang pengunduran diri ini dimulai beberapa hari lalu ketika band indie ternama mengunggah pernyataan terbuka di media sosial, menyatakan bahwa mereka “tidak bisa melanjutkan kerja sama dengan pihak Pestapora” karena alasan etika.

Tak lama kemudian, musisi lain pun menyusul dengan pernyataan serupa. Dalam waktu singkat, daftar musisi yang mundur bertambah menjadi lebih dari 20 nama.

“Kami ingin tetap menjaga integritas dan nilai-nilai yang kami pegang sebagai seniman,” tulis salah satu musisi dalam unggahannya.

Sampai saat ini, pihak manajemen Pestapora belum membeberkan detail mengenai akar masalah, namun beberapa sumber menyebutkan bahwa isu profesionalisme dan kontrak kerja menjadi pemicu utama.


Reaksi Penonton: Antara Dukung dan Bingung

Penonton pun terbagi dua. Sebagian mendukung langkah para musisi sebagai bentuk sikap idealis yang berani. Namun tak sedikit juga yang merasa kecewa karena telah membeli tiket dan berharap menyaksikan line-up impian mereka.

“Gue dukung banget para musisi, tapi jujur kecewa juga karena udah beli tiket dari bulan lalu,” tulis akun @tifa.music di X.

Beberapa penonton bahkan meminta transparansi dari pihak penyelenggara dan menuntut refund penuh jika line-up berubah drastis.


Kutipan Ala-Ala: Integritas Lebih Mahal dari Spotlight

“Di dunia hiburan, ada hal yang lebih penting dari tampil di panggung: integritas.”
– R. Sadewo, pengamat musik & industri kreatif

Kutipan ini menegaskan bahwa keputusan mundur dari sebuah festival bukan hanya soal karier, tapi juga soal prinsip dan nilai pribadi seniman.


Respons Pihak Pestapora

Penyelenggara Pestapora akhirnya buka suara melalui konferensi pers singkat. Mereka menyatakan tetap menghargai keputusan para musisi, namun menyesalkan bahwa polemik ini terjadi di ranah publik tanpa mediasi langsung terlebih dahulu.

“Kami tetap menjalankan festival sesuai jadwal, dan akan segera mengumumkan pembaruan line-up. Kami mengedepankan dialog dan keterbukaan,” ujar perwakilan Pestapora.

Mereka juga membuka opsi refund terbatas, namun belum menjelaskan skema teknisnya secara rinci.


Apakah Ini Badai Bagi Festival Musik Tanah Air?

Kepergian masif para musisi dari satu festival besar seperti ini tentu bukan hal kecil. Dalam konteks industri, ini bisa berdampak pada:

  • Kepercayaan publik terhadap festival musik
  • Hubungan antar musisi dan penyelenggara
  • Stabilitas ekonomi industri kreatif pasca-pandemi

Seperti dilansir tentangrakyat.id, “Fenomena mundurnya para musisi dari panggung besar menunjukkan bahwa industri hiburan bukan hanya soal uang dan penonton, tapi juga etika kerja.”


Festival Sebagai Cermin Ekosistem

Festival seperti Pestapora selama ini dianggap sebagai wadah penting bagi musisi independen. Namun kejadian ini menyiratkan bahwa ekosistem di balik layar masih rentan konflik.

Kondisi ini menjadi refleksi penting, bahwa untuk menyelenggarakan event berskala nasional, dibutuhkan:

  • Kontrak yang adil dan transparan
  • Komunikasi terbuka antar pihak
  • Manajemen yang profesional
  • Perlindungan hak seniman

Tanpa itu semua, festival sebesar apa pun bisa runtuh oleh krisis kepercayaan.


Apa Kata Musisi?

Beberapa musisi yang mundur menyampaikan bahwa keputusan ini tidak diambil dengan mudah. Mereka juga menyadari dampaknya terhadap penonton dan penyelenggara, namun menyatakan bahwa nilai dan solidaritas lebih utama.

“Kalau kita diam saja, sistem tidak akan pernah berubah. Kami memilih untuk bersuara meski harus kehilangan panggung,” tulis salah satu vokalis band indie lewat Instagram.


Penonton dan Kreator: Sama-Sama Butuh Kepastian

Dalam situasi seperti ini, penting untuk melihat bahwa baik penonton maupun musisi adalah korban dari sistem yang tidak berjalan ideal. Oleh karena itu, perlu dibangun ruang dialog agar masalah seperti ini tidak terulang.

Transparansi menjadi kunci utama. Penonton berhak tahu mengapa musisi idola mereka mundur, dan musisi juga berhak mendapat perlakuan profesional sesuai kontrak.


Penutup: Panggung Bisa Pindah, Tapi Suara Tak Bisa Dipadamkan

Kejadian di Pestapora ini bukan akhir dari segalanya. Justru bisa menjadi momen penting untuk membenahi ekosistem industri musik Tanah Air. Baik musisi, penyelenggara, maupun penonton punya peran untuk membangun ruang seni yang sehat, adil, dan profesional.

Karena pada akhirnya, panggung bisa dibuat di mana saja. Tapi suara yang jujur dan konsisten akan selalu menemukan pendengarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *