Berita

9 Anak SD di Karimun Keracunan Usai Santap MBG Roti Burger, Program Dipertanyakan

Tentangrakyat.id – Program Makanan Bergizi (MBG) kembali jadi sorotan setelah insiden di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Sebanyak 9 anak sekolah dasar (SD) dilaporkan keracunan usai menyantap roti burger yang diberikan dalam program tersebut, Jumat (26/9/2025).

Kronologi Kejadian

Insiden bermula ketika pihak sekolah membagikan paket MBG kepada para siswa. Salah satu menunya adalah roti burger. Tidak lama setelah dikonsumsi, sejumlah anak mengeluh mual, pusing, hingga muntah. Mereka segera dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapat pertolongan medis.

Beruntung, kondisi para siswa berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan. Namun kasus ini memicu keresahan orang tua dan masyarakat.

Roti Burger, Benarkah Makanan Bergizi?

Kejadian ini langsung memunculkan pertanyaan: apakah roti burger pantas disebut makanan bergizi?

Secara umum, burger sering dikaitkan dengan makanan cepat saji yang tinggi kalori, lemak, dan garam, tetapi miskin serat dan gizi seimbang. Apalagi jika pengolahannya kurang higienis, risiko kontaminasi semakin besar.

Seorang pakar gizi menilai, konsep MBG seharusnya menekankan makanan lokal bergizi tinggi seperti nasi, lauk pauk, sayuran, dan buah. “Kalau bicara bergizi, mestinya menu berbasis pangan lokal yang sehat, bukan burger yang identik dengan fast food,” ujarnya.

Kritik Publik

Orang tua siswa di Karimun mempertanyakan standar gizi dalam program MBG. Alih-alih memberikan makanan sehat, menu yang dipilih justru dianggap kurang tepat dan rawan menimbulkan masalah kesehatan.

Kritik juga ramai di media sosial. Banyak netizen menyindir bahwa program MBG “menyamaratakan makanan cepat saji dengan makanan bergizi”, yang jelas tidak sesuai dengan tujuan awalnya.

Respons Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Karimun menyatakan sudah membentuk tim investigasi bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan. Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah keracunan disebabkan oleh kontaminasi bahan makanan, cara pengolahan, atau memang menu yang tidak sesuai standar.

Selain itu, pihak sekolah diminta untuk sementara menunda pembagian MBG hingga ada kejelasan standar keamanan pangan.

Evaluasi Program MBG

Kasus di Karimun menambah daftar panjang insiden keracunan terkait MBG di berbagai daerah. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai konsep dan implementasi program.

Program yang sejatinya bertujuan meningkatkan gizi anak sekolah justru bisa menjadi bumerang jika pengawasan lemah. Pemerhati pendidikan menilai, evaluasi total harus dilakukan: mulai dari perencanaan menu, pemilihan bahan pangan, penyedia katering, hingga distribusi ke sekolah.

Harapan Masyarakat

Bagi orang tua, yang terpenting adalah jaminan keamanan makanan untuk anak-anak. Program MBG masih dianggap penting untuk mencegah gizi buruk, tetapi pelaksanaannya harus sesuai kaidah kesehatan.

“Kami setuju anak diberi makanan tambahan di sekolah. Tapi jangan burger, seharusnya ada sayur, buah, dan lauk yang sehat,” kata seorang wali murid.

Kesimpulan

Kasus keracunan 9 anak SD di Karimun setelah menyantap roti burger MBG menjadi tamparan keras bagi pemerintah. Publik kini tidak hanya menuntut permintaan maaf, tetapi juga perubahan nyata dalam konsep MBG. Jika ingin benar-benar menyehatkan generasi muda, maka standar makanan bergizi harus ditegakkan sesuai ilmu gizi, bukan sekadar menu instan yang mudah dibagikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *