Putin Ungkap Senjata Hipersonik Baru Rusia, Tegaskan Persaingan Nuklir AS
MOSKOW — Dalam forum diskusi internasional “Klub Valdai” yang bergengsi, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkap bahwa negaranya tengah mengembangkan senjata hipersonik baru, dan menegaskan kembali posisi Moskow dalam persaingan nuklir global dengan Amerika Serikat.
“Kami telah mengerahkan senjata hipersonik lainnya — Kinzhal dan Avangard — yang memiliki jangkauan antarbenua. Kami mungkin juga akan memperoleh sistem baru lain. Kami tidak melupakan apa pun dari rencana kami. Pekerjaan sedang berlangsung, dan akan ada hasilnya,” ujar Putin, seperti dikutip dari Sputnik dan diterbitkan SINDOnews.
Klaim Modernisasi & Penangkalan Nuklir
Putin menegaskan bahwa Rusia merasa percaya diri dengan penangkal nuklir mereka, dan bahkan mengklaim bahwa Moskow memiliki lebih banyak sistem taktis dibanding AS. “Amerika memiliki lebih banyak kapal selam. Tetapi jumlah hulu ledak di kapal selam itu kurang lebih sama,” ujarnya.International
Menurut Putin, modernisasi persenjataan Rusia berjalan dengan kecepatan tinggi: “Tingkat modernisasi persenjataan Rusia lebih tinggi daripada kekuatan nuklir mana pun di dunia.”
Ketika membahas perjanjian nuklir, Putin menyebut bahwa dialog dengan AS mengenai perpanjangan perjanjian New START tidak akan mudah, dan Moskow menyadari adanya “jebakan” yang mungkin disiapkan di meja perundingan.
Ancaman Balasan Jika Uji Nuklir Dilakukan
Lebih jauh, Putin memperingatkan bahwa jika ada pihak yang mempersiapkan uji nuklir, Rusia siap melakukan hal yang sama. Pernyataan ini datang bersama klaim bahwa Moskow telah memantau rencana-rencana semacam itu.
Ia juga menunjukkan bahwa dalam perundingan nuklir, senjata nuklir negara-negara Eropa seperti Prancis dan Inggris tidak bisa diabaikan. Karena itu, Rusia akan memperhitungkan mereka dalam skema negosiasi New START.
Data Global: Rasio Hulu Ledak Nuklir
Angka dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) per Januari 2025 menunjukkan Rusia unggul dalam jumlah hulu ledak nuklir: sekitar 5.459 unit, sementara Amerika Serikat memiliki sekitar 5.177 unit.
Negara lain seperti China (~600), India (~180), Pakistan (~170), Inggris (~225), Prancis (~290), Israel (~90), dan Korea Utara (~50) berada jauh di belakang kedua kekuatan nuklir besar.
Interpretasi dan Implikasi Geopolitik
Pengumuman ini menggarisbawahi tekad Rusia untuk tetap menjadi pemain utama dalam persaingan militer skala besar. Dengan menegaskan modernisasi militer serta kesiapan nuklir, Putin mencoba mengirim pesan bahwa Moskow tidak akan tertinggal dalam perlombaan senjata global, khususnya dengan AS.
Namun, tantangan tetap besar:
- Apakah klaim pengembangan senjata hipersonik baru benar-benar telah memasuki tahap uji coba atau masih dalam pengembangan rahasia?
- Bagaimana respons dari Washington dan sekutu NATO?
- Apakah perjanjian kontrol senjata seperti New START masih memiliki relevansi jika negara-negara terus menambah kemampuan militer sendiri-sendiri?
Penutup
Pengungkapan Putin di forum Valdai bukanlah sekadar retorika politik; ini sebagai sinyal bahwa Rusia berniat menjaga posisi strategisnya dalam kompetisi militer global. Dengan kata lain, pengembangan senjata hipersonik baru ini bukan hanya tentang persenjataan — tetapi juga tentang pengaruh, keseimbangan kekuatan, dan diplomasi nuklir dunia.