UMR Jogja Bikin Stres, Jakarta Bikin Gila: Realita Hidup di Dua Kota Besar
Topik soal UMR Jogja selalu jadi bahan perbincangan. Dengan upah minimum yang relatif rendah, banyak pekerja muda di Jogja mengaku hidup dalam tekanan. Tapi, apakah situasi di Jakarta lebih baik? Belum tentu.
UMR Jakarta memang jauh lebih tinggi, tapi biaya hidupnya pun bikin kepala pening. Perbandingan ini menciptakan ironi: Jogja bikin stres, Jakarta bikin gila.
Realita Hidup dengan UMR Jogja
UMR Yogyakarta per 2025 berada di kisaran Rp 2,1 juta.
Dengan angka tersebut, pekerja harus pintar-pintar mengatur pengeluaran untuk:
- Sewa kos atau kontrakan yang terus naik
- Biaya makan harian di tengah harga pangan yang ikut merangkak
- Transportasi dan kebutuhan digital (internet)
“UMR Jogja itu lebih mirip uang saku, bukan gaji untuk hidup layak.”
– Aktivis buruh Jogja
Jakarta: UMR Tinggi, Tekanan Lebih Gila
Di sisi lain, UMR Jakarta berada di kisaran Rp 5,3 juta.
Angka ini memang jauh lebih besar, tapi biaya hidup juga melonjak:
- Sewa apartemen kecil bisa setara setengah gaji
- Biaya transportasi, meski ada MRT dan TransJakarta, tetap menguras dompet
- Tekanan sosial kota besar membuat banyak orang rentan burnout
Internal Link: Analisis Ekonomi Rakyat
Ikuti juga ulasan lain soal upah, biaya hidup, dan realita pekerja Indonesia hanya di tentangrakyat.id.
Persamaan Jogja dan Jakarta
Meski berbeda skala, ada persamaan mencolok:
- Sama-sama menekan anak muda pekerja
- Sama-sama bikin sulit nabung atau beli rumah
- Sama-sama melahirkan kreativitas bertahan hidup, dari kerja sampingan hingga usaha kecil-kecilan
Penutup: Antara Stres dan Gila
UMR Jogja mungkin bikin stres, Jakarta bisa bikin gila. Tapi realita ini menunjukkan masalah struktural lebih dalam: ketimpangan upah dan biaya hidup di Indonesia.
Bukan sekadar angka UMR yang perlu dievaluasi, tapi sistem ekonomi yang harus lebih berpihak pada pekerja.
Ikuti terus esai sosial-ekonomi kritis hanya di tentangrakyat.id.