Dua Peserta Siksorogo Lawu Ultra 2025 Meninggal — Evakuasi Terhambat Cuaca Buruk
Jakarta — Dua pelari dari Siksorogo Lawu Ultra (SLU) 2025 ditemukan tewas di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Proses evakuasi korban sempat terkendala cuaca buruk, sehingga penyelamatan dan penanganan jenazah menjadi lebih sulit.
Kronologi Peristiwa & Identitas Korban
- Insiden terjadi pada Minggu, 7 Desember 2025, saat lomba ultramaraton di lereng Gunung Lawu tengah berlangsung. Para peserta mengikuti rute yang menantang di kawasan pegunungan.
- Korban diketahui sebagai dua pegawai pemerintah — satu dari Kementerian Agama dan satunya dari Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif (atau Kemenpar).
- Setelah ditemukan, korban langsung dievakuasi. Namun upaya penyelamatan terhambat oleh cuaca buruk yang melanda kawasan pendakian — hujan deras dan kondisi jalur licin menyebabkan penyelamatan berlangsung sulit.
Hambatan Evakuasi & Kondisi Medis Korban
Menurut laporan penyelenggara dan tim SAR, medan pendakian yang curam, ditambah dengan hujan lebat, membuat akses ke lokasi kejadian sangat sulit — ambulan dan tim medis kesulitan mencapai titik dimana korban berada.
Proses evakuasi yang tertunda memicu kekhawatiran, karena kondisi cuaca dan suhu dingin di pegunungan bisa memperburuk dampak pada korban. Tim SAR dan petugas berupaya semaksimal mungkin dengan perlengkapan terbatas.
Hingga saat ini, penyebab pasti kematian keduanya masih dalam penyelidikan — apakah disebabkan kelelahan, hipotermia, atau faktor lain seperti kondisi cuaca ekstrem.
Reaksi & Tindakan Penyelenggara
Penyelenggara lomba dan instansi terkait menyatakan belasungkawa dan turut prihatin atas peristiwa tragis tersebut. Mereka menyampaikan bahwa kegiatan ultramaraton tetap memakai protokol keamanan — namun kondisi alam yang tidak bisa diprediksi kadang sulit diantisipasi.
Panitia bersama pemerintah daerah dan tim SAR setempat berkoordinasi untuk memperketat evaluasi jalur pendakian, terutama apabila cuaca buruk diprediksi terjadi — sebagai antisipasi terhadap potensi kecelakaan di masa mendatang.
Faktor Risiko: Alam Pegunungan & Cuaca Ekstrem
Sebagai kawasan pegunungan, Gunung Lawu memiliki medan terjal, jalur pendakian sempit, dan curah hujan yang bisa berubah cepat — faktor-faktor ini benar-benar memperbesar risiko bagi pelaku aktivitas seperti ultramaraton.
Saat cuaca buruk — hujan deras, angin kencang, temperatur menurun — daya tahan tubuh pelari diuji ekstra. Jika tiba-tiba kondisi tubuh menurun, kombinasi lelah, hipotermia, dan kedinginan bisa berbahaya.
Kondisi seperti itu menuntut kesiapan lebih dalam hal safety gear, pendamping, dan sistem evakuasi di lokasi — terutama bagi olahraga ekstrem yang melibatkan banyak peserta.
Pelajaran & Rekomendasi Untuk Penyelenggaraan Aktivitas Gunung
Dari tragedi ini muncul beberapa catatan penting yang disarankan agar diperhatikan untuk masa mendatang:
- Evaluasi jalur dan cuaca secara ketat — sebelum lomba dimulai, panitia harus memiliki data cuaca dan evaluasi jalur secara detail, termasuk jalur alternatif bila cuaca buruk.
- Standar keselamatan & pengawasan ketat — peserta harus dilengkapi alat keselamatan, tim medis & SAR terstandar, serta sistem komunikasi darurat yang siap siaga.
- Batalkan atau tunda jika cuaca ekstrem — ketika prediksi cuaca tinggi risiko, panitia perlu mengambil keputusan tegas demi keselamatan peserta.
- Pelibatan pemerintah & instansi terkait — agar penyelenggaraan acara besar di alam bebas mendapat dukungan penuh dari instansi, termasuk perizinan, patroli, dan pemantauan keamanan.
- Edukasi kepada peserta — penting bagi peserta untuk memahami risiko, tidak memaksakan diri, dan melaporkan kondisi kesehatan jika merasa tidak fit.
Kesimpulan
Tragedi di Siksorogo Lawu Ultra 2025 — di mana dua peserta tewas di lereng Gunung Lawu — menjadi pengingat pahit bahwa alam pegunungan, sekalipun indah, menyimpan risiko besar. Kombinasi medan berat, cuaca ekstrem, dan persiapan kurang matang bisa berujung fatal.
Kejadian ini bukan hanya duka bagi keluarga korban dan komunitas atlet — tetapi panggilan bagi penyelenggara, peserta, dan semua pihak terkait untuk lebih mengutamakan keselamatan dalam setiap kegiatan di alam terbuka.
Semoga korban mendapat tempat terbaik, dan peristiwa ini menjadi pelajaran penting agar tragedi serupa tidak terulang.

