Sejarah Kelam Terukir: RRQ Hoshi Gagal Lolos Playoff MPL ID S16
Jakarta — Musim reguler MPL ID Season 16 yang berlangsung dari 22 Agustus hingga 19 Oktober 2025 mencatatkan sebuah kejutan besar: RRQ Hoshi untuk pertama kalinya dalam sejarah gagal menembus babak playoff.
Kegagalan ini menjadi tamparan keras bagi tim yang selama ini konsisten lolos ke playoff sejak debutnya.
Kronologi Musim Regulernya
RRQ Hoshi memulai season reguler MPL ID S16 dengan optimisme, namun perlahan performa menurun.
Saat laga penentu melawan NAVI pada 19 Oktober 2025, RRQ berhasil menang 2-1. Namun kemenangan itu tidak cukup untuk mengamankan slot playoff karena selisih game win-rate mereka masih di bawah NAVI yang finis di peringkat keenam. Dengan demikian RRQ ditempatkan di peringkat ketujuh dan resmi tersingkir.
Kapten RRQ, Sutsujin, menyampaikan permintaan maaf kepada fans (“Kingdom”) dalam live streaming setelah kepastian eliminasi:
“Ya buat Kingdom … paling kalau dari gua, gua mau say sorry aja kalau season ini nggak lolos playoff lah… Apalagi ini pertama kalinya RRQ nggak lolos playoff juga. Jadi ya season depan semoga lebih baik lah.”
Permasalahan lineup & strategi: Banyak pengamat menyebut bahwa perubahan roster atau strategi yang belum matang turut berdampak buruk.
Tingkat persaingan yang makin ketat: MPL ID S16 menghadirkan tim-tims yang semakin kuat dengan persiapan matang, sehingga margin kemenangan semakin tipis.
Mental dan tekanan sejarah: RRQ yang selama ini terbiasa melaju ke babak akhir mungkin terbebani beban ekspektasi tinggi—yang justru menimbulkan tekanan performa.
Data menunjukkan bahwa hingga pekan akhir, sejumlah rival seperti Onic dan Bigetron by Vitality tampil jauh lebih konsisten—Onic meraih 14 kemenangan dan hanya dua kekalahan.
Makna “Sejarah Kelam” bagi RRQ Hoshi
Istilah “sejarah kelam” muncul karena ini merupakan pertama kali sejak debut RRQ Hoshi di MPL ID Season 1 bahwa mereka gagal lolos playoff.
Pencapaian sebelumnya mencatat tim ini hampir setiap season masuk playoff, bahkan beberapa kali hingga final dan juara. Dengan kegagalan kali ini, reputasi sebagai “tim papan atas” harus mempertimbangkan evaluasi besar. Hal ini juga memunculkan refleksi bahwa bahkan tim besar pun bisa tergelincir jika tidak adaptif terhadap evolusi kompetisi.
Reaksi Fans dan Organisasi
Pemain RRQ Hoshi secara terbuka mengakui kegagalan dan menyampaikan permintaan maaf.
Selain Sutsujin, pemain lain seperti Dyrennn menyatakan bahwa banyak pelajaran yang di terima “Jadi ya sorry guys,” ujarnya selepas laga.
Dampak pada fans dan ekosistem: Ketika tim besar tersingkir, dinamika fandom dan dukungan berubah. Hal ini bisa memunculkan era “kesempatan baru” bagi tim lain.
Tekanan terhadap organisasi esports: Manajemen tim besar kini harus memikirkan struktur profesional, pengembangan mental pemain, dan evaluasi bisnis yang matang.
Bagaimana RRQ Bisa Bangkit di Masa Depan?
Beberapa rekomendasi yang sering muncul dalam diskusi:
Analisis komprehensif roster dan strategi: Menilai kekuatan, kelemahan, potensi pemain muda dan kebutuhan pelatihan lanjutan.
Kesimpulan
Sebagai fans, pelatih, manajemen atau pengamat, yang paling krusial kini bukan hanya “apa yang salah” tetapi “apa yang akan diubah”. Untuk RRQ Hoshi, musim berikutnya adalah kesempatan untuk merespons kegagalan dengan revolusi internal dan kembali ke jalur juara.

