Fitur Baru ChatGPT Kini Bisa Bikin Playlist Spotify dan Desain di Canva
Jakarta — Dunia kecerdasan buatan kembali bergerak cepat.
OpenAI baru saja meluncurkan fitur baru ChatGPT yang memungkinkan pengguna membuat playlist Spotify dan desain Canva langsung dari percakapan.
Fitur ini menandai babak baru dalam integrasi AI, di mana percakapan dengan mesin kini tak hanya sebatas menjawab pertanyaan, tapi juga menghasilkan karya kreatif yang nyata.
Dari Obrolan ke Kreasi
Jika sebelumnya ChatGPT “hanya” mampu membantu menulis, menganalisis data, atau menjawab pertanyaan, kini pengguna dapat meminta AI ini untuk membuat daftar lagu Spotify sesuai suasana hati atau merancang desain Canva untuk presentasi, poster, hingga unggahan media sosial.
Contohnya sederhana.
Ketik saja, “Buatkan playlist Spotify untuk malam hujan dengan nuansa nostalgia,” dan ChatGPT akan langsung menyusun daftar lagu lengkap yang bisa dibuka langsung di aplikasi Spotify.
Begitu pula di Canva. Pengguna cukup menulis, “Buat desain poster promosi kopi dengan tema vintage,” dan ChatGPT akan mengarahkan Canva untuk membuat template visual yang siap disunting.
“Kami ingin membuat pengalaman AI lebih kontekstual dan produktif. ChatGPT kini bukan hanya asisten teks, tapi juga creative collaborator,” ujar juru bicara OpenAI dalam pernyataan resminya.
AI yang Kian Personal dan Terintegrasi
Langkah ini merupakan bagian dari strategi OpenAI memperluas ekosistem GPT-5 — versi terbaru dari model bahasa yang menjadi otak ChatGPT.
OpenAI kini bekerja sama dengan berbagai platform kreatif global, memungkinkan AI untuk berinteraksi langsung dengan aplikasi populer.
Integrasi dengan Spotify dan Canva menjadi dua proyek perdana yang dianggap paling relevan dengan kehidupan sehari-hari pengguna.
Spotify sudah memiliki sistem rekomendasi musik berbasis AI, tapi dengan tambahan ChatGPT, pengguna kini bisa mempersonalisasi playlist berdasarkan emosi, momen, bahkan kenangan spesifik.
Sedangkan Canva, yang telah digunakan lebih dari 180 juta orang di dunia, kini bisa “berdialog” dengan ChatGPT untuk menghasilkan desain yang sesuai arahan pengguna.
“Saya tidak perlu buka dua aplikasi lagi. Cukup bicara ke ChatGPT, desain langsung jadi. Rasanya seperti punya asisten kreatif pribadi,” ujar Rani (28), desainer lepas asal Bandung yang sudah menjajal fitur ini lewat akses awal.
Tren Baru: AI yang Mengerti Gaya Hidup
Fitur-fitur ini menunjukkan pergeseran besar dalam dunia teknologi: AI bukan lagi alat, tapi rekan kreatif.
ChatGPT yang dulu dikenal sebagai chatbot kini mulai menembus ranah gaya hidup digital — musik, desain, bahkan hiburan.
Menurut pengamat teknologi dari Universitas Indonesia, Rizky Harahap, inovasi ini mencerminkan arah baru AI yang semakin intuitif.
“ChatGPT mulai memahami konteks emosional pengguna. Ini bukan lagi tentang perintah, tapi tentang percakapan yang menghasilkan sesuatu yang personal,” ujarnya.
Ia menambahkan, kolaborasi lintas platform seperti ini akan mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi — dari mengetik dan klik, menjadi berbicara dan berimajinasi.
Keamanan dan Privasi Jadi Sorotan
Meski terlihat canggih dan memudahkan, para ahli tetap mengingatkan soal privasi dan keamanan data pengguna.
Integrasi antara ChatGPT, Spotify, dan Canva berarti sistem AI kini memiliki akses ke preferensi pribadi — seperti jenis musik yang didengar, gaya desain yang disukai, hingga isi percakapan pengguna.
OpenAI menegaskan bahwa data yang digunakan bersifat “kontekstual sementara” dan tidak disimpan untuk pelacakan jangka panjang.
Namun, beberapa pakar keamanan tetap menyerukan transparansi yang lebih besar tentang bagaimana AI memproses dan menyimpan informasi tersebut.
“Kita tidak bisa hanya terpukau pada kemudahan. AI yang makin personal juga berarti makin dalam mengenali kita. Itu kekuatan sekaligus risiko,” kata Nurul Sari, pakar etika teknologi dari Lembaga Riset Siber Indonesia.
Menuju Era AI Kolaboratif
Peluncuran fitur baru ini mempertegas arah masa depan OpenAI: membangun AI kolaboratif lintas aplikasi.
CEO OpenAI, Sam Altman, sempat mengatakan bahwa ChatGPT ke depan akan menjadi “jembatan antara ide dan eksekusi.”
“Kami ingin pengguna bisa berkreasi tanpa hambatan teknis. ChatGPT akan menjadi tangan kanan kreator — dari musisi hingga desainer,” ujarnya dalam wawancara dengan The Verge.
Hal ini membuka peluang baru bagi industri kreatif digital.
Bayangkan seorang pembuat konten yang menulis naskah, memilih musik, dan merancang thumbnail video hanya lewat percakapan dengan ChatGPT.
Atau seorang guru yang membuat materi ajar, kuis, dan ilustrasi infografik dalam satu sesi dialog.
AI bukan lagi sekadar penjawab — ia menjadi produser ide.
Masa Depan yang Semakin Terhubung
Inovasi OpenAI ini datang di saat perusahaan lain juga berlomba memperluas kemampuan AI mereka.
Google memperkuat Bard (kini Gemini) dengan integrasi YouTube dan Drive, sementara Microsoft memperdalam koneksi Copilot dengan Office 365.
Namun, langkah ChatGPT dengan Spotify dan Canva dinilai sebagai langkah paling “manusiawi” sejauh ini, karena langsung menyentuh sisi kreatif dan emosional pengguna.
Dengan fitur ini, AI tak lagi terasa seperti program kaku, melainkan seperti teman yang tahu selera musik, gaya desain, dan bahkan mood penggunanya.
Kecerdasan buatan kini benar-benar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari — membantu, berkreasi, dan, pada akhirnya, menjadi cermin dari cara kita berpikir.