KCIC Gandeng Travel Vlogger Malaysia, Genjot Wisata Jakarta–Bandung Naik Whoosh
Bandung – Upaya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara terus dilakukan Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Terbaru, KCIC menggandeng sejumlah travel vlogger asal Malaysia untuk mempromosikan perjalanan wisata menggunakan kereta cepat Whoosh dengan rute Jakarta–Bandung.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Malaysia tercatat sebagai pasar terbesar penumpang asing Whoosh sejak resmi beroperasi. Dari lebih 528 ribu penumpang luar negeri, hampir separuhnya atau sekitar 225 ribu orang berasal dari Malaysia. Rata-rata, setiap hari ada 700–750 wisatawan asal negeri jiran yang menjajal Whoosh saat berlibur ke Bandung atau Jakarta.
“Malaysia menjadi salah satu pasar potensial karena kedekatan geografis dan minat tinggi masyarakatnya terhadap destinasi Bandung. Melalui kerja sama dengan travel vlogger, kami ingin pengalaman naik Whoosh bisa tersampaikan langsung ke calon wisatawan lewat cerita yang otentik,” kata General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, dalam keterangan resmi.
Promosi Lewat Konten Digital
Travel vlogger yang diundang KCIC berkesempatan merasakan langsung pengalaman naik Whoosh, mulai dari proses check-in di stasiun, kenyamanan kabin, hingga kecepatan perjalanan yang hanya butuh kurang dari 40 menit dari Jakarta ke Bandung.
Konten perjalanan mereka kemudian disebarkan melalui kanal YouTube, TikTok, hingga Instagram, yang mayoritas diikuti audiens muda Malaysia. Dengan cara ini, KCIC berharap promosi terasa lebih dekat dan persuasif ketimbang iklan konvensional.
Selain itu, KCIC juga bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Dinas Pariwisata Jawa Barat dalam pameran pariwisata serta familiarization trip untuk agen travel Malaysia. Paket wisata yang ditawarkan tak hanya menekankan kecepatan Whoosh, tapi juga pengalaman lengkap menikmati kuliner, belanja, dan destinasi populer di Bandung.
Antusiasme Wisatawan Malaysia
Beberapa wisatawan Malaysia yang telah mencoba Whoosh mengaku terkesan. Seorang turis asal Kuala Lumpur, Azam, menyebut perjalanan dengan kereta cepat memberi sensasi berbeda.
“Saya biasa ke Bandung naik mobil atau pesawat. Tapi naik Whoosh sangat nyaman, cepat, dan praktis. Kurang dari setengah jam sudah sampai, ini pengalaman baru bagi kami sekeluarga,” ujarnya.
Wisatawan lain, R. Sivaraja, menilai faktor ketepatan waktu sebagai nilai tambah. Menurutnya, wisatawan asing sangat menghargai transportasi publik yang tidak hanya cepat, tapi juga tepat waktu dan aman.
Whoosh Jadi Daya Tarik Wisata Baru
Bagi KCIC, keberadaan Whoosh bukan semata moda transportasi, melainkan bagian dari destinasi wisata itu sendiri. Interior modern, fasilitas stasiun yang nyaman, hingga pemandangan yang tersaji selama perjalanan menjadi daya tarik tambahan bagi turis asing.
Pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata pun menyambut positif strategi ini. Dengan semakin banyak wisatawan asing menggunakan Whoosh, ekonomi lokal Bandung dan sekitarnya berpotensi terdongkrak—mulai dari hotel, restoran, hingga UMKM cenderamata.
Tantangan dan Strategi
Meski tren kunjungan meningkat, ada sejumlah tantangan yang harus dijawab. Salah satunya harga tiket yang dinilai sebagian wisatawan masih relatif tinggi. Selain itu, informasi layanan dalam bahasa asing perlu diperbanyak agar turis mancanegara tidak kesulitan saat mengakses layanan.
KCIC berjanji akan terus memperbaiki layanan, menambah fasilitas ramah wisatawan, serta memperluas kerja sama dengan agen perjalanan di luar negeri.
“Kami ingin Whoosh tidak hanya jadi simbol modernisasi transportasi, tapi juga ikon wisata yang membuat wisatawan asing semakin tertarik datang ke Indonesia,” tegas Eva.
Kesimpulan
Kerja sama KCIC dengan travel vlogger Malaysia menunjukkan cara baru dalam promosi pariwisata: mengandalkan kekuatan konten digital dan testimoni langsung. Jika strategi ini konsisten dijalankan, Bandung dan Jakarta berpotensi semakin populer sebagai destinasi utama wisatawan Malaysia, dengan Whoosh sebagai bagian tak terpisahkan dari pengalaman mereka.
