Politik

Mahasiswa Amikom Yogyakarta Ditemukan Tewas, Dimakamkan dengan Banyak Luka, Universitas Pasti Akan Melakukan Penyelidikan

Yogyakarta – Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama, dilaporkan tewas dengan luka-luka pada Minggu (31/8). Kampus menyampaikan belasungkawa dan mengatakan akan melakukan penyelidikan internal sambil menunggu penjelasan resmi dari polisi.

Rheza adalah anggota Program Studi Ilmu Komunikasi. Menurut berbagai laporan, dia diyakini berusia 21 tahun. Dia meninggal pada hari yang sama ketika protes massal meletus di wilayah Yogyakarta. Identitas dan pendaftaran Rheza dikonfirmasi oleh sejumlah media nasional dan lokal.

Garis waktu lengkap masih dalam penyelidikan. Namun, laporan juga mengatakan masalah muncul di tengah protes yang memburuk di sekitar Markas Besar Kepolisian Daerah DIY dan di Jalan Lingkar Utara. Dalam kasus seperti itu, masyarakat memberontak melawan polisi. Keadaan penembakan masih harus diklarifikasi oleh pihak berwenang, begitu juga dengan waktu dan area tepat ketika dan di mana Rheza terkena.

Keluarga mengklaim tubuh Rheza ditemukan dengan banyak luka. Anggota keluarga yang dikutip oleh beberapa media lokal mengatakan korban menunjukkan tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya. Keluarga juga menolak autopsi. Rincian tersebut disediakan oleh media lokal dan nasional yang melaporkan prosesi pemakaman dan pernyataan keluarga.

“Universitas Amikom Yogyakarta: “Kami sangat berduka dan akan melakukan penyelidikan internal.” Juga menunggu Kepolisian Daerah DIY untuk mengeluarkan pernyataan resmi tentang insiden mahasiswa kampus tersebut. Beberapa organisasi berita lokal melaporkan komentar dari administrasi kampus dengan efek yang sama.

Pemakaman berlangsung di daerah Jaten, Sendangadi, Kapanewon Mlati, Sleman pada Minggu (31/8) sore. Laporan lokal mengatakan tubuh dibawa ke rumah duka pada sore hari dan dimakamkan. Media regional sendiri meliput prosesi secara langsung, memberikan rincian jadwal pemakaman.

Hingga saat ini, informasi resmi dari polisi yang menjelaskan rincian penyebab kematian Rheza belum banyak dilaporkan. Beberapa cerita mencatat bahwa kampus belum bertemu dengan polisi, dan belum memiliki semua informasi tentang apa yang terjadi, artinya bagaimana kejadian itu berlangsung di lapangan.

Selain itu, saluran telepon dan informasi komunitas di Yogyakarta juga mendistribusikan informasi dan bukti yang mengarahkan kejadian ini ke situasi yang diajukan dengan kekacauan dalam protes. Dengan demikian, kita akan membutuhkan lebih dari sekadar posting media sosial untuk menggantikan pernyataan dari polisi dan pemeriksa medis. Jadi masyarakat menunggu kabar dari pihak berwenang untuk membantu memperjelas kronologi dan penyebab kematian.

Kampus menambahkan bahwa temuan penyelidikan internalnya akan dirilis setelah pihak-pihak terkait telah dikonsultasikan. Posisi ini dianggap diperlukan untuk menjelaskan insiden tersebut dan melindungi keselamatan manajemen kegiatan mahasiswa di masa depan. Pada saat yang sama, kami mendukung agar proses hukum berjalan secara transparan untuk dapat menangani masalah yang diangkat oleh keluarga dan masyarakat.

Kami berharap penyelidikan polisi dapat mengungkap penyebab kematian Rheza dan hukum dapat berjalan. Pesan yang beredar saat ini masih belum lengkap dan masih dibuat oleh media individu. Untuk menciptakan garis waktu yang lengkap dan tidak bias, pernyataan resmi dari polisi dan pihak berwenang lainnya sangat penting.

Dalam konteks yang lebih luas, insiden ini terjadi ketika ketegangan meningkat sebentar selama aksi massa akhir pekan di Yogyakarta serta di sejumlah wilayah lainnya. Hal ini menyebabkan orang dan organisasi—di seluruh sekolah, komunitas, dan pemerintah—menuntut langkah-langkah manajemen yang melindungi keselamatan dan hak asasi manusia. Kepastian prosedural, transparansi, dan akuntabilitas diharapkan menjadi aksioma fundamental untuk menghindari terulangnya insiden semacam itu.

Catatan Editor: Artikel ini adalah ringkasan dari sumber media nasional dan lokal yang dapat diverifikasi yang dibawa pada hari Minggu, 31 Agustus 2025. Masih ada beberapa spesifik (waktu dan penyebab kematian yang tepat) yang menunggu konfirmasi resmi dari polisi dan pihak berwenang lainnya. Jika informasi baru yang kredibel muncul, kami akan mengedit artikel tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *