Hiburan

Viral Rumah Anti Sombong, Tampak Sederhana tapi Dalamnya Mewah dan Elegan

Jakarta — Dunia maya kembali dihebohkan oleh video viral yang memperlihatkan sebuah rumah sederhana di pinggir jalan yang dari luar tampak biasa saja, tapi ternyata menyimpan interior mewah dan modern di dalamnya. Warganet menjulukinya sebagai “rumah anti sombong”, istilah yang kini ramai diperbincangkan di media sosial karena dianggap mewakili filosofi hidup masa kini: sederhana di luar, elegan di dalam.

Video yang pertama kali diunggah ke TikTok dan kemudian dilansir oleh Wolipop Detik itu menampilkan rumah berdinding polos dengan cat putih dan pagar besi hitam. Dari luar, bangunan itu sama sekali tidak menunjukkan kemewahan — tidak ada ornamen berlebihan, lampu megah, atau gerbang besar. Namun, begitu pintu dibuka, penonton dibuat terpukau oleh interiornya: ruang tamu bergaya minimalis modern, pencahayaan lembut, lantai marmer, dapur open-space, hingga taman indoor kecil dengan sentuhan artistik.


Filosofi “Anti Sombong”

Fenomena rumah seperti ini menjadi pembahasan menarik karena dianggap menggambarkan pergeseran nilai sosial masyarakat modern. Di tengah maraknya budaya pamer atau flexing di media sosial, muncul tren baru yang justru menekankan kesederhanaan dan privasi.

Arsitek interior Rizky Mahendra, dalam wawancaranya dengan Detik, menyebut bahwa desain seperti ini kini banyak dipilih oleh kalangan muda profesional yang ingin tampil elegan tanpa berlebihan.

“Klien kami banyak yang minta desain rumah yang ‘low profile dari luar tapi punya kenyamanan maksimal di dalam’. Mereka ingin rumah jadi tempat istirahat sejati, bukan panggung sosial,” ujarnya.

Filosofi “anti sombong” ini sejatinya berakar dari nilai lama masyarakat Indonesia — menahan diri dari pamer, tetap rendah hati meski memiliki kemampuan lebih. Kini, nilai itu kembali populer dalam bentuk arsitektur dan gaya hidup.


Antara Privasi dan Ketenangan

Tren rumah “anti sombong” juga mencerminkan kebutuhan baru: ruang pribadi sebagai zona tenang di tengah dunia yang semakin terbuka.
Bagi banyak orang, rumah kini bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga ruang penyembuhan (healing space) — tempat untuk mengembalikan energi setelah lelah dengan dunia digital.

Desainer interior Larasati Putri menjelaskan bahwa konsep ini mengutamakan keseimbangan psikologis.
“Orang Indonesia sekarang ingin merasa ‘aman’ di rumahnya. Jadi tidak perlu pamer ke luar, yang penting kenyamanan diri dan keluarga,” katanya.

Karena itu, banyak rumah modern kini menampilkan fasad sederhana, kadang nyaris seperti ruko biasa, tapi di dalamnya menerapkan teknologi rumah pintar (smart home), sistem pencahayaan otomatis, dan desain ruang yang memaksimalkan sirkulasi udara alami.


Warganet: “Begini Baru Hidup Tenang”

Reaksi warganet terhadap video tersebut sangat positif. Banyak yang memuji pemilik rumah karena “tidak silau dengan kemewahan luar.”
Komentar seperti “inilah rumah impian, adem, elegan, tapi nggak pamer” dan “rumah kayak gini lebih berkelas daripada yang banyak ornamen” ramai memenuhi kolom komentar.

Beberapa netizen juga mengaitkannya dengan kearifan lokal Jawa dan Bugis, di mana kesederhanaan dianggap cerminan karakter yang kuat.
“Dulu orang bilang rumah megah tapi adem itu yang punya hatinya halus. Sekarang, desain minimalis justru jadi simbol kebijaksanaan,” tulis seorang pengguna di X (Twitter).


Dari Tren Arsitektur ke Fenomena Sosial

Fenomena rumah “anti sombong” juga memperlihatkan arah baru dalam budaya konsumsi kelas menengah Indonesia. Jika satu dekade lalu rumah besar dengan pilar tinggi menjadi simbol sukses, kini nilai keindahan bergeser ke arah fungsionalitas dan kenyamanan.

Para arsitek menyebut tren ini sebagai “humble luxury” — kemewahan yang tidak mencolok, tapi terasa dalam detail dan pengalaman ruang.
Dinding polos, material alami, pencahayaan hangat, dan perpaduan kayu dengan batu alam menjadi ciri khasnya.

Secara sosial, fenomena ini juga bisa dibaca sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya visual media sosial yang sering menekan orang untuk tampil mewah. Rumah anti sombong menawarkan narasi tandingan: bahwa keindahan sejati tidak selalu harus terlihat.


Lebih dari Sekadar Viral

Meski berawal dari unggahan sederhana, video rumah anti sombong ini membuka diskusi lebih luas tentang cara orang Indonesia memandang rumah. Bagi banyak orang, rumah bukan lagi sekadar “status sosial”, melainkan ruang intim yang melindungi kehidupan nyata di balik layar digital.

Psikolog lingkungan, Dr. Dwi Rahmadani, menyebut fenomena ini sebagai “respon sehat terhadap tekanan sosial modern.”

“Orang mulai menyadari bahwa kebahagiaan tidak datang dari pengakuan publik, melainkan dari kenyamanan pribadi. Rumah anti sombong adalah simbol keseimbangan baru itu,” ujarnya.


Kesimpulan

Rumah anti sombong yang viral bukan sekadar konten estetik, tetapi cermin dari perubahan nilai masyarakat Indonesia: dari pamer menuju kesadaran diri, dari status menuju kenyamanan.
Di tengah budaya digital yang serba terbuka, tren ini mengingatkan kita bahwa keindahan sejati kadang tersembunyi di balik kesederhanaan.

Dan mungkin, dalam setiap rumah yang tampak biasa dari luar, ada kisah luar biasa tentang kebahagiaan yang tidak perlu ditunjukkan kepada dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *