Rayyan Arkan Dhika dan Kolaborasi Internasional dengan Zahrah S Khan: Dari Pangkuan Tradisi hingga Layar Musik Bollywood

Jakarta — Selebritas muda asal Indonesia Rayyan Arkan Dhika (juga dikenal sebagai Rayyan Arkan Dikha) kembali mencuri perhatian global lewat kolaborasi internasional bersama penyanyi Bollywood Zahrah S Khan dalam video musik berjudul Aura Farming yang dirilis oleh label India besar T‑Series.

Kolaborasi ini bermula dari viralitas Rayyan yang menunjukkan tarian “Aura Farming” — sebuah tarian yang lahir dari momen tradisi lomba perahu pacu “Pacu Jalur” di Provinsi Riau — kemudian diangkat ke panggung musik internasional. N

Latar Belakang Karier Rayyan Arkan Dhika

Rayyan pertama kali dikenal luas ketika video pendeknya di atas perahu lomba pacu di Riau menjadi viral. Ia berdiri di depan perahu sebagai “tukang semangat” (Togak Luan), menarikan gerakan khas yang kemudian dikenal sebagai “Aura Farming”. Media internasional menyebutnya “the Aura Farming kid from Indonesia”.

Kepiawaiannya dalam menari di atas perahu dengan gaya tenang namun penuh energi menarik perhatian produser musik Bollywood yang lalu mengajak kolaborasi dengan Zahrah S Khan.

Detail Kolaborasi “Aura Farming”

Video musik “Aura Farming” menampilkan Rayyan dan Zahrah S Khan secara bersama-sama menari dan bergoyang dengan latar produksi musik Bollywood yang upbeat.

Video musik ini dirilis secara resmi melalui kanal T-Series dan dilengkapi dengan branding besar serta produksi kelas atas.

Dalam klip tersebut, Rayyan tak hanya tampil sebagai tambahan tamu, tetapi ikut dalam koreografi utama, dan menjadi unsur visual Indonesia yang khas.

Makna dan Relevansi Kolaborasi

• Kolaborasi ini memiliki beberapa makna penting baik bagi Rayyan pribadi maupun bagi industri kreatif Indonesia:

• Promosi Budaya Indonesia: Gerakan “Aura Farming” yang berasal dari tradisi Pacu Jalur di Riau kini tampil dalam panggung global—menjadi jembatan antara budaya lokal dan industri kreatif internasional.

• Penyelarasan Identitas Lokal & Global: Saat tampil di panggung internasional, penting bagi Rayyan untuk tetap mengenalkan akar budaya Indonesia dan tidak hanya “menjadi tamu” dalam produksi asing.

• Hak Cipta & Royalti: Proyek internasional seringkali melibatkan kompleksitas kontrak serta distribusi royalti—ini perlu pengaturan yang adil agar artis Indonesia tidak dirugikan.

• Efek Jangka Panjang: Viral bisa cepat redup—untuk mempertahankan momentum, perlu ada follow-up proyek, engagement dengan audiens dan kontinuitas kreativitas.

Zahrah S. Khan, yang sebelumnya dikenal lewat sejumlah film dan lagu populer India, mengaku kagum dengan konsep video klip tersebut.

“Saya terpesona dengan cara tim Indonesia menggabungkan nilai-nilai lokal dengan pesan global. Aura Farming bukan sekadar musik, tapi juga pesan tentang keseimbangan hidup,” ujarnya dalam wawancara eksklusif.

Sementara Rayyan menjelaskan bahwa proyek ini adalah wujud komitmennya untuk membawa identitas budaya Indonesia ke panggung dunia.

“Saya ingin memperlihatkan bahwa musik Indonesia bisa berkolaborasi dengan siapa pun tanpa kehilangan jati diri. Ini tentang bagaimana kita berbicara lewat nada dan visual,” katanya.

Zahrah S. Khan dalam unggahannya di Instagram menulis,

“Kolaborasi ini adalah pengalaman spiritual dan artistik yang luar biasa. Terima kasih Indonesia atas energi dan cinta yang begitu hangat.”

Reaksi Publik & Media

Public reaction terhadap kolaborasi ini sangat positif. Beberapa outlet internasional dan media musik memuji gaya Rayyan dan bagaimana ia membawa “aura Indonesia” ke ranah global.

Di Indonesia, masyarakat, terutama generasi muda, banyak yang mengunggah ulang video tersebut, mengajak teman, atau membuat versi tarian mereka sendiri—menjadikan “Aura Farming” sebagai fenomena budaya pop.

Kesimpulan

Fenomena ini juga membuka perspektif baru bagi industri kreatif Indonesia: bahwa kita bukan hanya pasar, tapi juga produser konten global yang layak diperhitungkan.