Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Mataram Catat Lonjakan 1.000 Kasus Influenza A dalam Sebulan Terakhir

Mataram — Waspada di musim pancaroba. Dinas Kesehatan Kota Mataram (Dinkes Mataram) melaporkan adanya lonjakan signifikan kasus Influenza A selama sebulan terakhir. Jumlah kunjungan pasien melonjak dari rata-rata sekitar 1.700 kasus menjadi mencapai ±2.700 kasus, artinya ada tambahan lebih dari 1.000 kasus di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kepala Dinkes Mataram, Emirald Isfihan, menyebut perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan sebagai salah satu pemicu utama, dan menegaskan bahwa penyakit ini bukanlah COVID‑19, melainkan Influenza A yang memiliki karakteristik berbeda.


Latar Belakang Lonjakan Kasus

Musim pancaroba — transisi antara kemarau dan hujan — seringkali memicu naiknya penyakit saluran pernapasan, termasuk Influenza A yang penularannya cepat. Dinkes Mataram mencatat bahwa sebagian besar kasus baru ditemukan di lokasi dengan aktivitas komunitas tinggi seperti sekolah, asrama, dan pondok pesantren.
Menurut Emirald, tim surveilans Dinkes langsung melakukan penelusuran lapangan dan mendapati “angka di sekolah bisa berkisar antara 150 hingga 300 siswa yang sakit dalam satu lokasi”. Dengan jumlah besar seperti itu, jelas perlu perhatian serius.


Siapa yang Paling Terdampak?

Data menunjukkan bahwa kelompok usia 2–14 tahun menjadi yang paling banyak terjangkit.
Direktur RSUD dr. H. Moh. Ruslan Kota Mataram, Eka Nurhayati, memaparkan bahwa lonjakan kunjungan pasien rawat jalan yang memiliki gejala demam, batuk, dan pilek meningkat signifikan — sekitar 1.200 pasien per hari pada beberapa hari terakhir. Gejala Influenza A juga cenderung lebih lama dan cenderung lebih berat dibanding flu biasa.
Mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti asma atau gangguan pernapasan rentan mengalami komplikasi. “Banyak yang harus dirawat inap karena sesak napas,” kata dr. Eka.


Gejala & Perbedaan dengan Flu Biasa

Emirald menjelaskan bahwa secara umum gejala Influenza A mirip dengan flu biasa — demam, batuk, pilek — namun ada ciri khas yang perlu diwaspadai: demam yang lebih tinggi, durasi sakit bisa hingga dua minggu atau lebih, dan penularan yang cepat.
Berbeda dengan flu biasa yang biasanya sembuh setelah istirahat dan vitamin, Influenza A membutuhkan penanganan lebih serius terutama jika ada kondisi penyerta. “Intinya — ini bukan COVID-19, tapi tetap harus diwaspadai,” tegas Emirald.


Upaya Pengendalian oleh Dinkes Mataram

Dinas Kesehatan telah melakukan beberapa langkah strategis:

  • Tim surveilans turun langsung ke sekolah, pondok pesantren, dan lokasi komunitas tinggi untuk deteksi dan penanganan cepat.
  • Imbauan kepada masyarakat: jika mengalami gejala, istirahat di rumah agar tidak menularkan ke orang lain—termasuk agar siswa yang sakit pulang saja dari sekolah.
  • Edukasi tentang pola hidup sehat: menjaga kebersihan tangan, memakai masker jika perlu, konsumsi air putih cukup, makanan bergizi, hindari begadang.

Meski demikian, Dinkes Mataram menegaskan bahwa mereka belum melihat lonjakan hingga menjadi darurat, namun “tren ini harus diantisipasi agar tidak membebani layanan kesehatan”.


Implikasi Bagi Masyarakat & Layanan Kesehatan

Lonjakan ini membawa beberapa implikasi penting:

  • Beban pada fasilitas kesehatan: Rawat jalan meningkat tajam — rumah sakit harus bersiap menangani lonjakan lebih lanjut.
  • Kontak di lingkungan pendidikan: Sekolah dan asrama menjadi titik penyebaran cepat, maka perlu protokol penanganan yang lebih kuat.
  • Ekonomi keluarga: Jika anak sakit dua minggu atau lebih, orang tua harus mengambil hari untuk merawat atau pemulihan menjadi lebih lama — berdampak pada aktivitas ekonomi.
  • Pencegahan lebih penting: Pengendalian di tingkat komunitas memegang peranan kunci agar tidak terjadi epidemi lokal.

Rekomendasi untuk Warga Mataram

Dinkes dan RS memberikan panduan praktis untuk masyarakat:

  • Bila muncul demam tinggi, batuk atau pilek, pertimbangkan untuk beristirahat di rumah dan hindari kerumunan.
  • Gunakan masker dan jaga kebersihan tangan serta permukaan benda yang sering disentuh.
  • Penuhi kebutuhan cairan tubuh, konsumsi makanan bergizi serta tidur cukup agar daya tahan tubuh tetap kuat.
  • Jika kondisi memburuk—terutama bila ada sesak napas atau memiliki penyakit penyerta—segeralah ke fasilitas kesehatan.
  • Sekolah dan asrama harus aktif melakukan screening dan memulangkan siswa yang sakit agar tidak menularkan lebih luas.

Kesimpulan

Kota Mataram menghadapi lonjakan signifikan kasus Influenza A—lebih dari 1.000 kasus tambahan dalam sebulan—menjadi total sekitar 2.700 kasus. Lonjakan ini terjadi seiring pergantian musim, dengan anak-anak usia 2–14 tahun sebagai kelompok paling terdampak.
Meski belum mencapai tingkat kegawatan, situasi ini menjadi sinyal serius bagi pemerintah daerah dan masyarakat bahwa pengendalian penyakit saluran pernapasan memerlukan langkah kolektif dan cepat. Dengan kewaspadaan bersama—istirahat di rumah saat sakit, protokol kebersihan, dan menjaga daya tahan tubuh—penularan bisa ditekan.
Semoga lonjakan ini segera mereda dan Mataram kembali kepada pelayanan kesehatan yang kondusif bagi seluruh warganya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *