Taiwan Tolak Tekanan Amerika: “Tak Akan Alihkan 50 % Produksi Chip”
Taipei / Washington — Taiwan secara tegas menolak permintaan dari Amerika Serikat agar setengah dari produksi chip semikonduktor dipindahkan ke dalam negeri AS. Pernyataan ini muncul sebagai respons atas komentar pejabat AS yang menyebut usulan pembagian produksi 50-50 dalam negosiasi dagang.
“Sungguh tidak pernah ada komitmen apa pun tentang alokasi 50-50 produksi chip,” ujar wakil perdana menteri dan kepala negosiator tarif Taiwan, Cheng Li-chiun, saat tiba di Taipei setelah melakukan pembicaraan dengan delegasi AS.
Latar Belakang Tekanan AS
Beberapa pejabat AS, termasuk Menteri Perdagangan Howard Lutnick, mengusulkan agar produksi chip, terutama yang kini banyak berada di Taiwan, dialihkan secara signifikan ke pabrik dalam negeri AS. Tujuannya adalah untuk memperkuat rantai pasok domestik dan meminimalkan ketergantungan AS pada Taiwan dalam konteks ketegangan geopolitik.
Namun langkah itu menuai kritik dari kalangan industri dan pemimpin Taiwan yang menilai usulan tersebut tidak realistis mengingat kompleksitas rantai pasok semikonduktor.
Posisi Taiwan & Argumen Penolakan
Taipei menegaskan beberapa poin utama dalam menolak permintaan AS:
- Kompleksitas rantai pasok
Produksi chip tidak hanya soal pabrik saja — ia melibatkan pemasok bahan baku, substrat, litografi, material khusus, serta pemasok bagian pendukung yang tersebar di berbagai negara. Memindahkan semuanya bukan perkara mudah. - Kerugian atas keunggulan kompetitif
Taiwan memiliki keunggulan matang dalam efisiensi, ekosistem teknologi, dan pengalaman industri semikonduktor. Membongkar struktur ini demi memenuhi kuota produksi AS dapat melemahkan posisi kompetitifnya. - Kedaulatan industri nasional
Taiwan menolak ada intervensi yang dapat mendikte alokasi produksi dalam negeri atau merampas kendali atas sektor strategis mereka. - Ketidakhadiran perjanjian tertulis
Cheng menegaskan bahwa dalam pembicaraan bilateral belum pernah ada persetujuan formal tentang pembagian produksi chip 50:50.
Implikasi ke Depan
Penolakan Taiwan dapat memicu beberapa konsekuensi:
- Negosiasi tarif dan perdagangan
AS bisa menekan Taiwan melalui tarif ekspor, insentif industri, atau langkah proteksionis lainnya. - Percepatan investasi asing di AS
Perusahaan seperti TSMC dan pemasok teknologi bisa mempercepat proyek pembangunan pabrik di AS sebagai upaya “kompromi” strategis. - Ketegangan geopolitik meningkat
Permintaan produksi chip menjadi bagian dari strategi konflik teknologi antara AS, China, dan sekutu mereka. - Diversifikasi produksi global
Untuk mengurangi risiko, perusahaan mungkin akan memperluas produksi ke negara lain selain AS dan Taiwan.
Kesimpulan
Taiwan memilih untuk mempertahankan kedaulatan industri chipnya. Permintaan AS agar 50 persen produksi dialihkan ke AS mendapat penolakan tegas, bukan hanya karena tekanan geopolitik, tetapi juga karena alasan teknis dan ekonomi.
Langkah Taipei ini bisa menjadi titik penting dalam hubungan AS-Taiwan–China ke depan, terutama di arena teknologi tinggi dan rantai pasok global.
Related Keywords: produksi chip Taiwan, tekanan AS semikonduktor, negosiasi chip AS-Taiwan, TSMC