Istri Viral Curhat: Suami Ketahuan Selingkuh dengan Sesama Jenis, Pernikahan Langsung Kandas
Bekasi, 30 November 2025 — Sebuah kisah mengejutkan muncul dari media sosial ketika seorang wanita — yang di media disebut sebagai Eno — membagikan pengalamannya melalui akun TikTok dengan nama pengguna @gurub.indonesia. Pernikahan yang baru dua minggu dilangsungkan pada 8 Juni 2025, harus berakhir tragis setelah Eno mengetahui suaminya selingkuh dengan pria, bukan wanita. Tuduhan itu membuka fakta bahwa suaminya memiliki orientasi seksual sesama jenis.
Pernikahan Sakral yang Berubah Drastis
Dalam unggahannya, Eno memperlihatkan video dan foto pernikahan tradisional mereka — kebaya putih, mahkota pengantin, dekorasi adat Jawa — semua tampak sakral dan bahagia. Tapi di balik itu, muncul kecurigaan yang kemudian terbukti menghancurkan kepercayaan. Ia menulis:
“Waktu kamu selingkuhin aku kemarin nggak inget kita udah bikin video nikahan gini?”
Konten ini menjadi viral, ditonton jutaan kali, dan memancing simpati luas dari netizen. Banyak komentar mendukung Eno, menyebut bahwa ia layak dihargai dan berharap ia menemukan kehidupan yang lebih baik. wolipop
Bagaimana Fakta Terungkap
Menurut pengakuan Eno, ia mulai curiga terhadap sang suami hanya dua minggu setelah menikah. Kecurigaan itu muncul ketika ia melihat tingkah laku aneh dan kebiasaan suaminya yang tidak biasa, ditambah saat ia iseng mengecek ponselnya ketika suami sedang mandi.
Pencarian di media sosial, chat, maupun pesan WhatsApp tidak membuahkan hasil — sampai pada 3 Juli 2025, Eno menemukan bukti kuat: chat dan foto yang menunjukkan suaminya berhubungan dengan pria, bukan wanita.
Menurut Eno, selama ini pernikahan mereka hanyalah “topeng” — supaya suaminya terlihat normal di mata masyarakat. Ia merasa tertipu secara emosional dan psikologis.
Selain bukti digital, Eno menyebut ada “gelagat tak wajar”: suaminya suka memakai kaos warna pink dan celana pendek saat di rumah — sesuatu yang menurutnya bukan kebiasaan pria heteroseksual.
Setelah pengakuan dan bukti itu, suami berubah: sifat hangat yang dulu melekat, berbalik jadi mudah marah, emosional, dan agresif. Eno mengaku merasa tidak nyaman dan tertekan secara mental.
Akhir Pernikahan dan Proses Perceraian
Kini, pernikahan yang baru berjalan beberapa minggu itu berada di ujung tanduk. Eno dan suaminya sepakat untuk berpisah. Dia sudah mengajukan proses perceraian — tinggal menunggu jadwal persidangan pertama.
Eno berharap bisa segera menutup bab ini dan melanjutkan hidup tanpa beban trauma serta rasa dikhianati. Dalam akun TikTok-nya, ia juga berharap kisahnya bisa menjadi pelajaran bagi banyak orang.
Reaksi Publik dan Dampak Viral
Unggahan Eno cepat menyebar dan menuai simpati dari netizen. Banyak memberi dukungan moral:
“Semangat kak. kamu cantik banget, layak dapat yang baik juga,” tulis salah satu pengguna.
Namun cerita ini juga memunculkan pertanyaan besar soal kejujuran dan transparansi dalam pernikahan — terutama ketika orientasi seksual seseorang tidak sesuai harapan pasangannya. Bagi banyak orang, hal ini bukan sekadar urusan pribadi — melainkan soal etika, kepercayaan, dan hak asasi dalam sebuah ikatan rumah tangga.
Penelusuran mengenai kasus ini mendapat perhatian luas bukan hanya karena sensasinya, tetapi juga karena menyentuh isu sosial sensitif: orientasi seksual, hak dan perlindungan individu, serta norma pernikahan di masyarakat.
Isu Sosial & Refleksi: Orientasi, Hak, dan Keterbukaan
Kisah ini menggarisbawahi betapa pentingnya keterbukaan dan kejujuran dalam pernikahan. Ketika seseorang menyembunyikan orientasi seksual di balik status “normal” demi tekanan sosial — seperti yang disebut “lavender marriage” — dampaknya bisa sangat menghancurkan bagi pasangan lain, baik secara emosional maupun sosial.
Menurut laporan media lain, fenomena semacam ini bukan sekali dua kali terjadi. Di masa lalu, ada kasus serupa di mana seorang suami ternyata gay atau memiliki orientasi sesama jenis, dan istri merasa tertipu setelah menikah — berujung pada perceraian dan trauma panjang bagi istri.
Untuk masyarakat luas, kasus Eno bisa menjadi panggilan agar norma, penerimaan, dan empati terhadap keberagaman orientasi seksual makin meningkat. Karena di balik stigma dan tekanan sosial, ada hak individu untuk menjadi diri sendiri — tanpa harus merugikan orang lain melalui kebohongan dalam hubungan.
Tantangan Hukum, Sosial, dan Kemanusiaan
Walau kisah ini viral dan banyak mendapat simpati, ada beberapa aspek kompleks yang tak bisa diabaikan:
- Bukti perselingkuhan dan orientasi seksual kemungkinan bersifat pribadi — sehingga isu privasi dan hak individu menjadi penting.
- Reaksi masyarakat bisa keras — termasuk stigma, diskriminasi, dan tekanan sosial terhadap korban atau pelaku.
- Perlunya dukungan psikologis bagi korban — untuk memulihkan trauma emosional, kepercayaan diri, dan rasa aman.
- Dialog terbuka tentang orientasi seksual, hak asasi, dan norma sosial — agar kasus seperti ini tidak hanya dipolitisasi, tetapi dibahas dengan empati dan pemahaman.
Penutup
Kisah wanita di Bekasi ini mengingatkan bahwa di balik gema media sosial, ada manusia yang terluka, bersedih, dan berjuang memulihkan diri. Apa yang terlihat glamor di luar — dagu tertunduk, senyum di pelaminan — bisa menyimpan kebohongan dan pengkhianatan tersembunyi.
Semoga dengan berbagi kisahnya, Eno bisa menemukan kekuatan, dan masyarakat kita semakin terbuka dalam menerima keberagaman — tanpa menyakiti hak orang lain.

