Ammar Zoni Beberkan Kondisi di Lapas Nusakambangan, Keluarga “Sakit Banget” dan Murka
Jakarta — Aktor sekaligus mantan suami Irish Bella, Ammar Zoni, secara terbuka menceritakan kondisi yang dialaminya selama menjalani penahanan di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Ia menyampaikan kronologi yang cukup mengejutkan: diborgol, matanya ditutup saat dipindahkan sel, hanya diizinkan keluar satu jam sehari. Keluarga-besar Zoni pun menyatakan kemarahan dan kesedihan mendalam atas situasi tersebut.
Pengakuan Ammar di Sidang
Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui sambungan Zoom dari Nusakambangan, Ammar menyampaikan bahwa dirinya kesulitan menjalani hak sebagai terdakwa. Ia menyebut bahwa komunikasi dengan kuasa hukumnya sangat terbatas, begitu pula dengan fasilitas untuk mempersiapkan eksepsi atau nota keberatan. “Bagaimana kita mau bisa melaksanakan sidang eksepsi ini kalau untuk komunikasi … sangat dibatasi sekali,” ujarnya.
Tak hanya itu, Ammar mengungkap kondisi fisik yang mulai mengkhawatirkan: kakinya terasa kebas dan secara mental ia merasa tertekan. Dampak psikologis menjadi perhatian keluarga dan kuasa hukum.
Reaksi Keluarga: “Sakit Banget”
Adik Ammar, Aditya Zoni, hadir dalam sidang dan menyampaikan amarah serta kesedihan mendalam. Ia menuturkan bahwa sebagai adik, ia sangat terpukul mendengar pengakuan sang kakak. “Perasaan seorang adik seperti apa, ya gitulah. Sakit banget, itu pasti,” kata Aditya usai persidangan.
Ibu angkat Ammar, Titik Haryanti, memperingatkan bahwa kondisi ini dapat berdampak pada fungsi saraf dan kesehatan mental terdakwa. Ia menyebut ada risiko stres, kecemasan, hingga depresi, bila kondisi terus berlangsung tanpa penanganan.
Dugaan Pelanggaran Prosedural
Kuasa hukum Ammar, Jon Mathias, turut menyuarakan keprihatinan terhadap prosedur persidangan dan layanan tahanan. Ia mencatat bahwa dalam persidangan eksepsi, Ammar tidak difasilitasi dengan alat tulis untuk menyusun nota keberatan, serta persidangan dilakukan secara daring padahal terdakwa menyebut lebih nyaman dan qadiat untuk tatap muka.
“Keluarga dan tim kuasa hukum terus mendesak agar persidangan selanjutnya dapat digelar secara tatap muka … memperoleh keadilan yang semestinya,” ujar pihak kuasa hukum.
Tantangan dan Sorotan Publik
Kasus Ammar Zoni menjadi sorotan bukan hanya karena status selebritinya, tetapi juga karena isu hak asasi tahanan dan keadilan prosedural dalam sistem peradilan pidana di Indonesia. Pihak keluarga menilai bahwa perlakuan yang diceritakan Ammar bukan hanya soal kenyamanan, melainkan tentang hak dasar manusia — komunikasi dengan pengacara, kondisi fisik yang layak, dan transparansi persidangan.
Sementara itu, Kepolisian dan lembaga pemasyarakatan biasanya tidak memberikan keterangan publik secara rinci terkait kondisi tahanan, sehingga keterangan dari keluarga dan tersangka ini menjadi bagian dari narasi yang harus diperhatikan publik luas.
Harapan Keluarga dan Langkah Selanjutnya
Keluarga berharap agar proses hukum terhadap Ammar bisa berjalan dengan adil, terang, dan menghormati hak-hak terdakwa. “Semoga ke depan komunikasi bisa lebih terbuka, persidangan bisa tatap muka, dan kesehatan kakak saya diperhatikan,” ujar Aditya Zoni.
Pengacara pun menyatakan akan terus memonitor perkembangan persidangan dan kondisi Ammar di Lapas Nusakambangan. Mereka mengingatkan bahwa apabila kondisi kesehatan fisik maupun mental terganggu, maka mekanisme hukum yang sedang berjalan harus mempertimbangkan aspek ini.

